Nadiem Makarim Melawan Gelombang Kritik

 


                                                        Sumber Foto : Instagram/nadiemmakarim

Sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dikenal sebagai sosok yang menghadapi tantangan besar dalam memajukan sektor pendidikan Indonesia di era digital. Namun, perjalanannya tidak selalu mulus, Kehidupan tidak pernah sunyi dari tantangan. Kritik dan tuntutan untuk memperbaiki sistem pendidikan serta meningkatkan efektivitas kebijakan pendidikan menjadi sorotan.

Baru-baru ini, Nadiem Makarim menjadi pusat perhatian karena insiden serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN). Serangan ini mengganggu operasional 47 aplikasi pendidikan penting, termasuk portal Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), yang mengakibatkan kekhawatiran besar terkait keamanan data jutaan siswa di Indonesia.

Nadiem dihadirkan dalam pemanggilan oleh Komisi X DPR RI untuk menjawab pertanyaan kritis tentang langkah-langkah keamanan yang telah diambil oleh kementeriannya. Dengan visinya untuk mengubah paradigma pendidikan Indonesia, Nadiem harus menghadapi kenyataan bahwa tantangan keamanan data menjadi bagian tak terpisahkan dari transformasi digital yang diusungnya.

Kritik terhadap Nadiem juga datang dari Anita Jacoba Gah, S.E., politikus Indonesia yang kini menjabat sebagai anggota DPR-RI. Anita mengkritik penggunaan anggaran besar sebesar Rp 15 triliun oleh Kementerian. Anita mempertanyakan efektivitas pengelolaan dana tersebut, menyoroti potensi pemborosan atau ketidaktransparanan dalam penggunaannya. Selain itu, ia juga mengkritik kebijakan birokrasi yang dinilainya berlebihan, terutama dalam proses verifikasi usulan rapat pendidikan.

Kritik Anita tidak hanya terfokus pada aspek administratif, tetapi juga menyoroti ketidakadilan sosial dalam pendidikan, terutama bagi daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T). Meskipun solusi telah diusulkan, Anita menegaskan bahwa daerah-daerah ini masih sering terpinggirkan dalam pembangunan pendidikan nasional.

Dalam respons terhadap kritik ini, Nadiem Makarim dihadapkan pada tuntutan untuk segera memperbaiki sistem keamanan data Kemendikbudristek dan memastikan keberlanjutan layanan pendidikan digital. Tekanan dari legislatif, termasuk panggilan untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh KPK, menambah urgensi Nadiem untuk melakukan perbaikan internal yang signifikan dalam manajemen dana dan efektivitas kebijakan pendidikan.

Dalam gelombang kritikan yang dihadapi, Nadiem Anwar Makarim tetap menegaskan keteguh pada visinya untuk menciptakan pendidikan yang inklusif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.

 
PENDIRI BISNIS OJEK ONLINE

Sebelum memasuki dunia politik, Nadiem dikenal sebagai pendiri Gojek, sebuah perusahaan startup yang revolusioner dalam layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia. Berbekal dari pengalaman pekerjaan yang dimiliki, Nadiem mendirikan perusahaan Go-Jek pada tahun 2011.

Ide mendirikan Go-Jek diperoleh Nadiem saat berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Dari perbincangan itu, ia menyadari bahwa sebagian besar tukang ojek menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggu pelanggan dan sulit mendapatkan penghasilan. Di sisi lain, kemacetan di Jakarta semakin memburuk. Hal ini mendorongnya untuk menciptakan layanan transportasi cepat dan pengiriman barang yang efisien untuk membantu warga Jakarta.

Hingga kemudian Go-Jek resmi di dirikan oleh Nadiem Makariem yang sekaligus menjabat sebagai CEO GO-Jek. Go-Jek menawarkan kemudahan serta kecepatan kerja, GO-Jek bekerja sama dengan para tukang ojek di bawah naungan perusahaan GO-Jek. GO-Jek menyediakan layanan jasa transportasi, pengiriman barang atau makanan serta jasa belanja.

Semakin lama perusahaan Nadiem semakin terkenal, hingga pada tahun 2015 Nadiem merilis aplikasi Mobile Go-Jek nya dan menjadikan Go-Jek semakin banyak diminati oleh pelanggannya. Nadiem Makarim memang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk kemudahan pelanggannya. Dengan aplikasi mobile, pelanggan hanya perlu memesan layanan Go-Jek dengan menggunakan smartphone mereka. Selain itu, tarif Go-Jek didasarkan pada jarak tempuh dan pembayarannya dapat mengunakan credit (my wallet).

Dari awal yang sederhana sebagai layanan ojek online, Gojek berkembang menjadi ekosistem digital yang menyediakan lebih dari 20 layanan, dari transportasi hingga pembayaran digital. Penghargaan demi penghargaan menghampirinya, termasuk Asian of the Year dari The Straits Times pada tahun 2016 dan Nikkei Asia Prize untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis pada tahun 2019.

 

TRANSFORMASI DARI DUNIA BISNIS KE POLITIK

Nadiem sendiri memulai pendidikan dasarnya di Jakarta, kemudian lulus SMA di Singapura. Setelah itu, ia melanjutkan studi di jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat, dan mengikuti program pertukaran pelajar di London School of Economics. Kemudian, ia melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University, dan lulus dengan gelar MBA (Master Business Of Administration).

Ketika diangkat menjadi Menteri PendidikanIndonesia pada Oktober 2019, Nadiem menunjukkan transformasi perannya dari pengusaha menjadi pemimpin publik. Posisi ini memberinya kesempatan untuk mengubah dan memajukan sektor pendidikan dan teknologi di Indonesia.

Sebagai Mendikbudristek, Nadiem memberikan terobosan setelah dilantik Presiden Jokowi. Ia menegaskan komitmennya pada pengembangan karakter sebagai pilar utama dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Hal ini ditekankan dalam Festival Pendidikan Astra 2021, di mana ia menyoroti pentingnya menjadikan peserta didik Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat dengan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Terobosan lainnya adalah program Merdeka Belajar. Nadiem memberikan ruang bagi generasi muda untuk belajar, berkreasi, dan berkolaborasi sesuai minat mereka, guna mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, ia juga memprioritaskan pengembangan pendidikan vokasi sebagai solusi untuk meningkatkan sumber daya manusia, dengan menyesuaikan kurikulum dan memperkuat hubungan SMK dengan dunia industri melalui Program SMK Pusat Keunggulan.

Tidak hanya itu, Nadiem menunjukkan komitmen pada pengadaan infrastruktur dan teknologi untuk sekolah, termasuk digitalisasi dan distribusi laptop untuk memastikan akses pendidikan yang lebih inklusif di masa depan.

 
INOVASI

Salah satu langkah signifikan adalah penghapusan Ujian Nasional (UN) dan penggantinya dengan sistem baru yang lebih adaptif dan komprehensif. Nadiem menggantikan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan asesmen yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Keputusan ini memberi kepercayaan sepenuhnya kepada sekolah untuk merancang format evaluasi yang lebih bervariasi, seperti tugas kelompok atau karya tulis, bukan hanya ujian tertulis konvensional.

Nadiem menghapus Ujian Nasional (UN) dan memperkenalkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Berbeda dengan UN yang menjadi dasar seleksi ke jenjang berikutnya, ANBK dilakukan di tengah-tengah jenjang sekolah (kelas 4, 8, dan 11), dengan tujuan membantu sekolah meningkatkan mutu pembelajaran berdasarkan hasil asesmen ini.

Selain itu, Nadiem juga menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya terlalu rumit dan kaku. Guru diberikan kemerdekaan untuk mengembangkan RPP mereka sendiri, dengan komponen inti yang disederhanakan menjadi satu halaman saja, dari sebelumnya bisa mencapai 20 halaman.

kebijakan baru ini juga memberikan fleksibilitas dalam sistem zonasi dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Salah satu perubahan penting adalah peningkatan kuota jalur prestasi dari 15 persen menjadi 30 persen, memberikan kesempatan lebih besar bagi siswa berprestasi untuk diterima di sekolah unggulan.

Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya mengubah cara evaluasi dan pengelolaan pembelajaran di sekolah, tetapi juga menggalakkan inovasi dan responsibilitas lokal dalam meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Sebagai seorang menteri pendidikan, Nadiem Makarim bukanlah pemimpin yang menghindari tantangan. Dari membangun Gojek hingga merombak sistem pendidikan Indonesia. Dalam menghadapi berbagai gelombang kritik dan tantangan, dia terus berjuang untuk memperkuat keamanan data dan meningkatkan keberlanjutan layanan pendidikan digital, menegaskan komitmennya untuk memberikan dampak positif yang besar bagi bangsa dan negara.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.