Festival Puisi Esai : Sampaikan Fakta Dengan Imajinasi

 



                                                                Sumber Foto : Alya Putri Abi

Jakarta, Suaraku,id - PDS HB Jassin, Jakarta, menjadi panggung bagi Festival Puisi Esai Jakarta 2023 dengan tema “Suara Hati Puisi Esai" dan slogan Festival dengan slogan “Yang bukan penyair Boleh ambil Bagian”  menjadi kebangkitan sastra esai di Indonesia, Berlangsung selama dua hari pada tanggal 18 dan 19 Desember 2023, Jl. Cikini Raya No. 73 (19/12/2023)

Ketua Panitia Festival Puisi Esai Fatin Hamama R,Syam menjelaskan alasan memilih tema "Suara Hati" untuk  membawa suara hati dari kejadian-kejadian di sekitar terutama dari orang-orang yang mungkin terpinggirkan atau didiskriminasi. karena puisi esai itu benar benar keluar dari suara hati. Puisi esai berlatar belakang fakta yang diolah menjadi fiksi. Fakta itu artinya puisi esai itu adalah real benar benar kejadian.

Festival Puisi Esai diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya." diikuti dengan doa dan laporan dari ketua pelaksana. Lalu menampilkan cuplikan video puisi esai,  dan sambutan Presiden Puisi Esai Asean  Datuk Jasni Matlani juga sambutan dari perwakilan PDS HB Jassin Diki Lukman Hakim.

Puncak acara dibuka oleh penggagas puisi esai Denny JA,  dalam sambutannya dia menjelaskan bahwa Puisi Esai adalah fakta dan fiksi yang digabungkan. “Fakta akan menyentuh jika dibungkus dalam imajinasi” ujar denny dalam sambutan. Denny menjelaskan bahwa “Ibu Kandung” dari Puisi Esai adalah “Catatan Jejak Kaki” maksudnya adalah cerita yang benar terjadi, mewakili fakta yang terjadi.

 Sejarah yang diceritakan melalui drama dan kisah-kisah jauh lebih nempel di kepala kita daripada hanya data dan fakta. Emosi yang terkandung dalam karya seni dapat membuat orang tersentuh dan lebih memahami isu-isu yang disampaikan.” Ungkap Denny dalam wawancara. (18/12/23)

Denny JA, melalui karyanya, terus menginspirasi dan menyuarakan suara untuk isu-isu yang memerlukan perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan Diiringinnya peluncuran 18 buku puisi esai tahun 2023, mengukir tanda kebangkitan sastra esai di Indonesia.

Acara dilanjut dengan Pidato Puisi Esai yang di sampaikan oleh Dr. Imam Qolyubi, Dalam durasi 30 menit Ia menyoroti perpaduan antara puisi dan esai, di mana puisi dianggap sebagai karya ekspresif dan estetis yang memberikan nuansa estetika dari ekspresi seseorang. Dalam konteks ini, filsuf Romawi menegaskan bahwa sebuah karya dikategorikan sebagai puisi atau sastra ketika memberikan keindahan dan manfaat.

"Festival ini bukan hanya tentang pengawetan teks, tetapi juga sebuah bentuk apresiasi terhadap karya sastra. Ini adalah cara untuk menghormati tradisi teks menjadi tuturan yang hidup," tambah Dr. Imam Qolyubi.

Menurut Imam festival ini memberikan kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi para mahasiswa. Puisi mampu membuat seseorang menjadi pintar menulis dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Selanjutnya ada penampilan nyanyian puisi dari Jodhy Yudono untuk menghibur para hadiri di hari pertama. Setelah itu di lanjut dengan dialog menarik dengan tema  "Masa Depan Puisi Esai," yang dimoderatori oleh Dhenok Kristianti dengan narasumber Datuk Jasni Matlani, Agus R. Sarjono, dan Anwar Putra Bayu dalam meresapi arah perkembangan puisi esai di masa mendatang.

Dialog Kedua sekaligus penutup pada hari pertama  pada hari pertama mengusut tema "Spiritualisme dalam Puisi Esai,"  bersama Nia Samsihono sebagai pemimpin diskusi bersama Jamal D. Rahman, Arief Joko Wicaksono, dan Thobroni. Diskusi menggali makna spiritual dalam puisi esai.

Hari kedua Festival Puisi Esai Jakarta 2023 diawali dengan dialog ketiga yang membahas "Puisi Esai untuk Pelajar."yang dimoderatori oleh  D.Kemalawati dengan pembicara Yundini Husni jamaludin, Joni Ariandinata dan Jonminofri.

Puncaknya hari kedua adalah pemutaran film "Sapu Tangan Fang Yin" memukau penonton dengan keindahan visual dan mendalamnya pesan yang diusung oleh karya Denny JA, dan setelahnya dilakukan Diskusi film untuk menggali lebih dalam interpretasi dan dampak dari cerita yang disajikan bersama moderator isryad muhammad dan pembahas film Ahmad gaus.

Festival ini juga memanjakan pengunjung dengan penampilan khusus dari Ebiet G Ade, ikon musik Indonesia. Dalam wawancara eksklusif, Ebit G.Ade menyatakan apresiasi dan penghargaannya terhadap upaya pembinaan bahasa melalui kegiatan ini.

 "Tentu saya sangat mengapresiasi dan menghargai upaya untuk pembinaan bahasa. Penulisan puisi dan esai saat ini memerlukan peningkatan kemampuan literasi, terutama di kalangan warga negara yang belum tersentuh teknologi. Dengan adanya festival, saya yakin akan membangkitkan semangat para calon penulis, penyair, dan sastrawan yang akan lahir dari kompetisi seperti ini."Ujar Ebit.

Acara berlanjut dengan pembacaan puisi oleh Datuk Jasni Matlani, Isbrdy Stiawan ZS, Gunoto Sapari, Joni ariandinata, Datin Halizah Matali, Anggun, Christine, Siti Rahmah G Ibrahim, Endin Sas, Monica Jr, Siti Aisyah Aliszama, Fanny J Poyk, Hamri Manoppo, Amini Gawis, nestri Rico Tambunan, Victor Menengkey, Aida AR, Sastri Bakry, Remmy Novaris, Jominofri Nazir dan ditutup oleh pembacaan Puisi Esai oleh ketua Pelaksana Festifal Esai Puisi Fatin Hamama R,Syam, sekaligus penutupan acara.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.